Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Sabtu, 28 Mei 2011

13 WASIAT TERLARANG nya Mas Ippho " right " Santosa

Kali ini saya akan sedikit membahas tentang sebuah buku karangan Ippho Santosa yang berjudul 13 Wasiat Terlarang. Buku ini adalah salah satu buku tersukses dari Ippho Santosa, sampai memecahkan Rekor Muri. Ippho mengklaim bahwa buku yang bersampul merah darah adalah buku yang mengupas tuntas tentang misteri otak kanan yang memang selama ini jarang sekali orang meliriknya.
Penjelasan sekilas Ippho Santosa tentang buku sangat menggelitik rasa penasaran para pembaca. Dengan mengutip opini-opini tokoh-tokoh besar seputar otak kanan, kemudian dengan cerdik menghubungkan dengan buku 13 Wasiat Terlarang ini, mampu memberikan efek besar dalam menimbulkan rasa penasaran pembaca tentang buku ini.
Coba tengok kalimat yang ditulis Ippho berikut ini, “Peganglah baik-baik kutipan religius yang satu ini, “Mulailah dengan yang kanan.” Penafsirannya menurut penulis—juga menurut Ary Ginanjar dalam ESQ-nya, “Mulailah dengan otak kanan.” Begitulah, otak kanan itu sedemikian krusial dan kritikal. Bahkan untuk beranjak dan bergerak ke sisi kanan dalam Cashflow Quadrant-nya Robert Kiyosaki, asahlah otak kanan! Catat itu!”. Opini dari beberapa tokoh digunakan Ippho untuk mendeskripsikan bukunya ini. Menarik sekali.

Beberapa tokoh ekonomi terang-terangan memuji kehebatan isi buku ini. Dari mulai Purdi E. Chandra sampai sesepuh marketing di Indonesia, Hermawan Kertajaya. Komentar-komentar mereka ini terbingkai jelas pada halaman-halaman awal dari buku ini. Seakan semakin merangsang para pembaca untuk terus membuka dan membaca halaman per halaman dari buku ini.
Tidak saya temukan rasa bosan saat membaca buku ini. Saya menghabiskan berlembar buku ini hanya dalam waktu satu setengah hari. Analisa saya, Ippho menulis dengan bahasa yang sangat sederhana. Sederhana itu dekat sekali dengan pemahaman. Kesederhanaan bahasa yang dihadirkan Ippho Santosa dalam buku ini memberikan efek nyaman kepada pembaca buku ini. Yang seperti ini sangat sulit ditemukan dalam buku-buku lain ber-genre sejenis. Sebuah keunggulan absolut yang dimiliki buku 13 Wasiat Terlarang ini.
Buku ini praktis menjelaskan tentang seluk beluk otak kanan. Tentang karakteristik otak kanan, kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan yang paling menarik adalah buku ini memberikan jurus jitu bagaimana mengaktifkan kanan yang memang dikebanyakan manusia otak kanan tidak terlalu mendominasi kinerja otak.
Wasiat terlarang pertama yang diulas adalah humor. Humor adalah perbendaharaan otak kanan yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan humor, orang dengan mudah menyukai keberadaan kita. Dimulai dengan itu, kita mampu memaksakan kehendak kita.
Kedua dan ketiga yang terlarang adalah game dan story. Dikatakan dalam buku ini bahwa kekuatan cerita adalah salah satu kekuatan hebat yang dimiliki otak kanan. Sebuah barang sepele, apabila dibarengi dengan cerita unik-tragis-lucu pasti menjadi barang yang sangat dicari. Karena sebuah cerita dapat langsung menyentuh emosi dari manusia. Sisi emosi inilah yang dimanfaatkan oleh kekuatan cerita.
Metaphor atau yang kebetulan kita kenal dengan kiasan menempati urutan sebelum mengulas bab creativity. Soal kreatifitas pasti sudah sangat sering terdengar ditelinga kita. Bahwa menjadi kreatif adalah fardu ain modern sudah benar-benar terjadi dewasa ini. Masalahnya adalah belum banyak diantara kita yang seratus persen sadar bahwa otak kananlah yang menghasilkan sifat kreatif didalam diri seseorang.
Berturut-turut kemudian adalah visual, music, intuition dan synthesis. Dalam sintesis sendiri masih dibagi menjadi lima sub bab, yakni generalist, crosser, tricker, connector dan yang terakhir adalah detector. Kelimanya, masing-masing menjelaskan tipe-tipe dari seseorang sintesis. Jadi, seseorang yang terindikasi memiliki kekuatan otak kanan sintesis masih harus diteliti lagi termasuk tipe mana dari kelima pembagian bab sintesis. Ribet. Tapi begitulah otak kanan, kata Ippho Santosa.
Empat bab terakhir dari buku ini adalah bab-bab yang menurut saya paling menarik diantara semua bab. Kenapa? Empat bab ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang memang harus kita punya hanya untuk sekedar menyelaraskan kehidupan. Keempat secara berurutan adalah empathy, hospitality, gratitude dan meaning.
Tidak akan pernah ada yang berani menyangkal bahwa tanpa empati, kehidupan akan benar-benar seperti rimba. Yang kuat tidak akan pernah mau tahu persoalan yang lemah. Apa jadinya juga tanpa hospitality atau kebetulan bahasa Indonesianya keramahtamahan?
Dua terakhir adalah gratitude dan meaning. Inilah pamungkas yang menggetarkan. Buku bersampul merah darah ini bertutur bahwa semuanya, apa yang telah kita usahakan dan kita dapat dari usaha-usaha kita apapun hasilnya harus disyukuri dengan penuh ketulusan. Dengan syukur, maka Tuhan akan meridhoi. Sungguh itu akan memperlancar apa yang sebelumnya telah ada.
Terakhir adalah pemaknaan hidup. Bahagia dan tidaknya kita ditentukan pada pemaknaan kita terhadap kehidupan. Jelas diperlukan kejelian untuk menangkap pesan-pesan Tuhan agar kita benar-benar bisa memaknai sesuatu dengan positif dan optimis.
Overall, buku ini memang sangat layak dibaca oleh siapapun. Pengusaha, karyawan kantor, penjahit, penjual soto ayam atau bahkan seorang pembantu rumah tangga akan sangat cocok membaca buku ini. Saya jamin bahwa buku ini membawa banyak manfaat bagi para pembacanya. Apalagi selain isi buku yang mengagumkan, buku ini juga dilengkapi dengan Right Test, Rigth Tips, Right CD dan Right Consulting. Sehingga pembaca sangat terbantu bila ingin belajar mengaktifkan otak kanannya.
Bila sudah membaca buku 13 Wasiat Terlarang ini, jangan lupa untuk membaca buku-buku Ippho Santosa yang lain seperti 10 Jurus Terlarang, 7 Keajaiban Rezeki, Percepatan Rezeki, dll. Karena antar buku tersebut seperti ada keterkaitan yang memang sengaja diciptakan Ippho Santosa agar pembaca terus membaca buku-bukunya.
Selamat membaca!

Dikutip dari website Mas Tegas Imam Ramadhan di http://tegasramadhan.wordpress.com/2011/05/03/report-book-13-wasiat-terlarang-%E2%80%93-ippho-santosa/